Kamis, 30 Oktober 2008

MODERN SLAVERY, ZOMBIE EMPLOYEES DAN KEPUASAN KERJA

Secara normal, para pekerja kantoran menghabiskan waktu hingga 40 jam per minggu untuk menekuni pekerjaannya (banyak pegawai di sejumlah perusahan bahkan yang mesti harus melewati 60 jam kehidupan per minggunya dalam ruangan kantor). Sebuah durasi waktu yang teramat panjang, dan acap meletihkan. Sebab itu, alangkah tragisnya jika dalam jejak waktu yang panjang itu kita gagal mereguk kepuasan kerja yang optimal.
Tanpa dimensi kepuasan kerja, proses kerja nan meletihkan itu bisa membuat kita terperangkap dalam modern slavery (saya cukup terhenyak ketika pernah melihat slogan dalam sebuah t-shirt yang berbunyi begini : Being An Employee is Like Modern Slavery…..). Lalu elemen apa saja yang mesti diperhatikan manakala kita hendak menemukan sebuah dunia kerja yang membahagiakan, dan mampu menebarkan kepuasan bagi para pelakunya? Dan bukannya justru membuat kita terjerembab dalam duka nestapa yang panjang, dalam cengkraman “perbudakan modern”?
Dari sejumlah literatur dan studi empirik, terdapat 4 elemen vital yang sangat berperan dalam perwujudan sebuah dunia kerja yang membahagiakan. Elemen yang pertama adalah : meaningful and challenging work. Kita mungkin akan terkapar dalam kejenuhan yang akut manakala kita terus dipaksa mengerjakan tugas yang tidak pernah memberikan kita kesempatan untuk berkembang, untuk berpikir, untuk mencerahkan gagasan-gagasan segar kita. Ya, sebab kita hanya akan terus dapat bertumbuh menjadi insan yang produktif manakala kita terus bisa bergerak melakukan tugas-tugas yang kian menantang; yang kian kompleks, yang mendorong kita untuk terus merekahkan kemampuan terbaik untuk menaklukannya. Dan persis disitulah kita akan merasa puas jika mampu mengerjakan dan menuntaskannya secara ekselen. Challenging jobs will make us happy.
Elemen yang kedua adalah equitable rewards. No question about this. Kita hanya akan happy dan puas jika merasa imbalan yang kita terima (gaji, bonus, tunjangan kesehatan, tunjangan mobil, dll) sebanding dengan kerja dan prestasi yang telah kita dedikasikan. Apa ukurannya sebanding? Setidaknya total imbalan yang diterima sama dengan pasar (atau perusahaan dari industri sejenis). Syukur-syukur bisa lebih, seperti rekan kita DISINI.
Elemen yang ketiga adalah supportive working colleagues. Kita akan merasa happy dan puas jika teman-teman kantor kita merupakan insan-insan yang kooperatif, yang fun dan enak diajak kerjasama, yang mampu menebarkan spirit kebersamaan demi mencapai tujuan yang diangankan. Sebaliknya, kita sungguh akan merasa terpojok dalam rasa frustasi jika rekan-rekan kerja di kantor lebih asyik melakukan office politics, saling mementingkan kepentingan bagiannya/departemennya masing-masing, dan saling terperangkap dalam dinding pemisah antar bagian. Lalu masing-masing tergelencir menjadi raja-raja kecil yang saling tidak peduli dan enggan membangun komunikasi yang produktif dengan bagian lainnya. Kita acap menyaksikan fenomena kegagalan komunikasi antar departemen semacam ini, dan kita sungguh dibuat kecewa dengan situasi semacam ini.
Elemen yang terakhir bagi pembentukan a happy job adalah supportive boss. Sekitar 12 tahun silam, ketika masih bekerja untuk sebuah perusahaan, saya pernah memiliki seorang atasan/bos perempuan yang cantik dan good looking. Namun bukan itu poinnya. Yang selalu saya kenang darinya adalah ini : ia benar-benar mampu memerankan dirinya sebagai seorang atasan yang inspiratif, memiliki visi yang jelas, dan tak segan memberikan apresiasi jika saya menuntaskan pekerjaan dengan baik. Kompetensinya yang brilian telah membuat saya betah dan merasa happy bekerja dengannya (sudah sepuluh tahun kami tidak pernah bertemu, namun kualitasnya sebagai an inspiring boss telah membuat saya selalu terngiang dengan dirinya setiap kali bicara tentang peran atasan dalam menciptakan kepuasan kerja….).
Demikianlah empat elemen kunci yang mesti diperhatikan kala kita hendak merajut sebuah lingkungan kerja yang menyenangkan dan membikin penghuninya merasa puas dan happy. Ingat, sebagian besar dari kita menghabiskan waktu 50 % dari seluruh jejak hidup kita saat ini di ruangan kantor. Jangan biarkan detak jam itu berlalu tanpa kenangan yang membanggakan. Dan jangan pernah biarkan detak jam itu merobohkan kita menjadi hanya sekedar “zombie employees” dalam kubangan modern slavery…..

Sumber : Yodie Antariksa / strategimanajemen.net

Tidak ada komentar: